and We meet again …..

Entah kapan terakhir kita ketemu, entah angin apa pula yg membuat kita bertemu kembali. Waktu itu sudah kurang lebih 12 tahun kalau dihitung-hitung, adalah saat kita masih SMP. Dan setahun lebih sejak pertemuan kita kembali saat kutuliskan ini.

Mengais tulisan lama

IBU

1. Kubelai setiap harimu
Setiaku selalu menunggu
Menyibak semua sepimu

Ibu,
Kurindu menyebut namamu

2. Aku terhuyung keperaduan
kemarau menyulut kemarahan
daunan gogrok mendo’a air
angin sepoi penghilang ragu
tuk selalu menyanjungmu

Ibu,
Kurindu membelai sedihmu

3. Ibu,
setiap do’a selalu untukmu

(05 September 2007)

Haha… Hihi…

Memunculkan kembali toelisan dari blog lamaku yang udah lama mandek 🙂

Haha… Hihi…

Dia sebenarnya selalu merasakan kurang percaya diri, tapi dia yakin, teman-teman;orang-orang dekatnya; maupun orang lain; menilai dia sebagai orang yang penuh percaya diri; orang yang kuat; orang yang keras; dan orang yang super cuek.

Dia sebenarnya selalu merasakan kurang percaya diri, dalam hal materi, tentunya!, tapi ia tak sedikitpun kurang pengetahuan dari mode dan trend yang ada sekarang ini.

Dia sebenarnya selalu merasakan kurang percaya diri, dalam hal pergaulan, tentunya!, tapi sumpah!! Tak sedikitpun teman-teman;orang-orang dekatnya; maupun orang lain; merasakan tak sedap didekatnya.

Dia sebenarnya selalu merasakan kurang percaya diri, dalam hal pengetahuan, tentunya!, tapi “swear” nggak sedikit teman-teman;orang-orang dekatnya; maupun orang lain; yang menilai ia sebagai orang yang selalu unggul dari teman-temannya.

Aku nggak pernah tahu, ia itu siapa.
Aku kayaknya nggak sadar deh menulis begini dan begitu
Aku masih saja bingung, siapakah aku, atau siapakah ia yang sekarang.
Tapi yang jelas aku dan ia selalu bertanya-tanya, siapa kalian yang membaca-baca tulisan ini?

( 02 Oktober 2006 )

Ketika tidak seperti apa yang kita harapkan

Kapan terakhir kali anda merasakannya?, seperti apa gambaran perasaan anda pada waktu itu?

Ingin rasanya aku menanyakan satu per satu dari kalian semua, seperti apa rasanya. Karena salah satu atau bahkan dari kita semua pasti pernah merasakannya, atau mungkin belum saja. Penyebabnya juga mungkin saja bermacam2. Bisa masalah dengan diri sendiri, percintaan, status sosial, karir, dan yang paling pelik mungkin adalah masalah keluarga atau bisa juga yang lainnya.

Aku pribadi pernah juga merasakan seperti itu. Dan ketika masa itu datang, aku cuma bisa menyikapi-nya sebijak mungkin meski hati terasa berat mengikhlaskannya. Bisa dibilang, itung2 menghibur diri sendiri, biar nggak terlalu melebar, terlalu menganggap rumit, dimana pada kondisi demikian Setan muda sekali merasuk, dan mengombang-ambing hati dan pikiran ini. Hingga nantinya jika terjadi sesuatu hal negatif, imbasnya ke diri kita sendiri. Dan kita melewatkan bahwa kita di kelilingi orang2 yang mencintai kita dengan tulus. Keluarga, teman/sahabat, kekasih. Mereka adalah obat2 yang paling mujarab saat kita merasa sendirian, saat kita merasa terpuruk.

Menyikapi itu mudah

Seringkali ketika kita melihat orang lain begitu mudah menyikapi apa yang tengah menimpa hidupnya. Hal itu kadang tersirat ketika kita mencoba membandingkan taraf kehidupan yang kita alami dengan apa yang orang lain tersebut sedang alami. Tapi apakah yang kita pikirkan selalu benar?. Kebanyakan tidak, kita seringkali cuma melihat dari luarnya saja tanpa bertanya kepada yang bersangkutan, dan muncullah kesimpulan yang kita buat sendiri.