Tragedi Yogyakarta yang Berhati Nyaman

Mangayu Hyuning Bawana

Yogyakarta, secara Etimologi Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya yang berarti “kedamaian” (atau tanpa perang, a “tidak”, yogya merujuk pada yodya atauyudha, yang berarti “perang”), dan Karta yang berarti “baik”. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri (riwayat oral) telah berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya^[2]. (sumber wikipedia).

Namun, beberapa waktu yang lalu, Jogja menjadi mencekam atas sebuah kasus berkelanjutan berawal dari keributan di Hugo’s Cafe yang menyebabkan kematian seorang anggota Kopassus karena pengeroyokan oleh sekelompok orang. Kelanjutan dari kasus tersebut kemdian berlanjut dengan pembantaian 4 orang tersangka pengeroyokan di LP Cebongan, Sleman. Dari kejadian tersebut muncul penudingan antar aparat TNI dan POLRI, dimana statement awal muncul dari POLRI yang menuding bahwa Kopassus-lah dalang dari pembantaian di lapas Cebongan, Selaman.  Beberapa saat emudian disusul muncul nya sebuah catatan dengan analisis lengkap mulai dari kronologi kejadian, foto-foto korban penembakan dan argumen-argumen yang menurut saya “make sense” (Catatan Idjon Djanbi). Catatan ini di share melalui jejaring sosial Facebook.

Akankah Yogyakarta kembali Berhati Nyaman, kembali sesuai dengan penamaannya yang damai tanpa perang? Jogja jogja, tetap istimewa? Semoga tidak ada lagi orang-orang tidak bertanggung jawab yang mengusik kedamaian, kenyamanan dan keistimewaan Yogyakarta :).